Kamis, 28 September 2017

Abstract - Skripsi



AMIR FIKRI. Oktober  1992.  Analisis Pertumbuhan dan Perkembangan Usaha Koperasi. Studi  Kasus pada Koperasi Produsen Tempe-Tahu Indonesia Kabupaten Bogor Jawa Barat (Di bawah bimbingan Dr. Ir. Otto. A. S. Brotosunaryo).

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan umum Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) Kabupaten Bogor dan mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan usaha KOPTIKabupaten Bogor dari segi fisik dan finansial.

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Penentuan lokasi penelitian secara sengaja (purposive), yaitu di KOPTI Kabupaten Bogor Jawa Barat. Data yang dikumoulkan adalah data primer dan data sekunder.

Data yang diperoleh  dinalaisis secara deskriptif dan tabulasi. Pengukuran pertumbuhan dilakukan dengan menggunakan analisis pertumbuhan model Hopkins-Baker  sedangkan pengukuran perkembangan usaha menggunakan analisis kecenderungan neraca dan laporan rugi-laba, analisis rasio dan analisis perbandingan efisiensi dan volume usaha.

Secara umum KOPTI-Bogor telah mampu untuk menjalankan usahanya tapi belum mampu untuk mengelola usahanya secara efisien dan efektif. Dimana berdasarkan analisis pertumbuhan usaha, selama tahun 1987-1991 rata-rata pertumbuhan usaha yang dialami oleh KOPTI-Bogor hanya sebesar 0,77 %. Masih rendahnya pertumbuhan usaha yang dialami oleh KOPTI Bogor disebabkan karena tingkat hasil investasi selama tahun 1987-1991 selalu lebih kecil dari tingkat modal luar, tingkat hasil investasi rata-rata sebesar 0,11 sedangkan tingkat biaya modal luar rata-rata sebesar 0,23.
Berdasarkan analisis kecenderungan neraca terlihat trend dari pos aktiva lancer, aktiva tak lancer dan aktiva tetap yang berfluktuasi setiap tahunnya. Trend peningkatan aktiva lancar dan aktiva tetap lebih besar daripada aktiva tak lancar. Untuk pos pasuva lancar, pasiva tak lancar menunjukkan trend yang  meningkat terus. Terlihat juga adanya trend peningkatan total pasiva lebih besar daripada trend peningkatan aktiva yang dimiliki.

Berdasarkan analisis kecenderunagn laporan rugi-laba, selama tahun 1987-1991 terjadi peningkatan laba kotor usaha. Laba bersih usaha mengalami fluktuasi dan menunjukkan trend yang menurun. Kondisi ini terjadi karena trend biaya meningkat relative lebih tinggi daripada laba kotor yang diperoleh KOPTI-Bogor.

Berdasarkan analisis rasio, nilai likuiditas KOPTI-Bogor yang diukur dengan rasio lancar, rasio cepat dan rasio posisi kas menunjukkan nilai yang cukup baik. Nilai rata rata rasio lancar sebesar 2,416 (standar Depkop minimum 2), rasio cepat sebesar 2,393 (standar Depkop minimum 1), rasio posisi kas sebesar 0,894 (standar Depkop minimum 0,4). Dari pengukuran terhadap ketiga rasio tersebut dapat dikatakan bahwa posisi keuangan dalam jangka pendek cukup aman yang dapat memberikan peluang KOPTI-Bogor untuk mengembangkan usahanya.

Dari pengukuran solvabilitas menunjukkan rasio total harta terhadap total hutang sebesar 4,016 (standar Depkop minimum 1), rasio total hutang terhadap modal sendiri sebesar 0,401 (standar Depkop maksimum 1), rasio hutang tak lancar terhadap modal kerja sebesar 0,146 (stamdar Depkop maksimum 1). Kondisi ini menunjukkan bahwa KOPTI-Bogor dapat menjamin total hutangnya dengan harta dan modal yang dimilikinya.

Nilai rentabilitas KOPTI-Bogor menunjukkan kemmapuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan usaha yang dilakukan. Rentabilitas total harta menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,021 dan nilai rentabilitas modal sendiri rata-rata sebesar 0,027. Kedua nilai rentabilitas tersebut relatif sangat kecil, kondisi ini menunjukkan penggunaan modal sendiri dan harta yang dimiliki KOPTI-Bogor tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh.

Pengukuran aktivitas memperlihatkan rasio perputaran harta rata-rata sebesar 0,010 dan rasio perputaran modal kerja sebesar 0,294. Nilai tersebut tergolong rendah dimana pendapatan usaha yang diperoleh relative lebih kecil daripada harta dan modal yang digunakan dalam kegiatan usaha tersebut.

Pengukuran produktivitas menunjukkan rasio perputaran modal rata-rata sebesar 0,115 artinya untuk setiap Rp. 1 yang diinvestasikan dalam usaha hanya menghasilkan penerimaan kotor sebesar Rp. 0,115. Kondisi ini menunjukkan usaha yang dikelola KOPTI-Bogor belum cukup produktif.
Dari perhitungan perbandingan volume usaha dan efisiensi usaha menunjukkan nilai efisiensi usaha yang lebih besar dari volume usaha (EU > VU). Kondisi ini menunjukkan usaha yang dikelola KOPTI-Bogor sudah efisien tapi volume usaha yang ada belum diupayakan secara optimal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar